Pengertian sistem rem dan fungsinya pada kendaraan
Pengertian sistem rem merupakan sebuah sistem yang memungkinkan kendaraan untuk berhenti pada saat berjalan. Dengan adanya sistem rem kecepatan kendaraan dapat diperlambat.
Sebuah kendaraan era milenial ini pastinya sudah banyak memiliki perlengkapan-perlengkapan tambahan yang berfungsi untuk memberikan kenyamanan bagi driver maupun penumpang. Salah satunya adalah rem. Sistem rem memiliki peranan penting bagi sebuah kendaraan, karena tanpa sistem rem maka sebuah kendaraaPengertian sistem rem
Sebuah kendaraan era milenial ini pastinya sudah banyak memiliki perlengkapan-perlengkapan tambahan yang berfungsi untuk memberikan kenyamanan bagi driver maupun penumpang. Salah satunya adalah rem. Sistem rem memiliki peranan penting bagi sebuah kendaraan, karena tanpa sistem rem maka sebuah kendaraan akan lama berhenti atau tidak bisa berhenti secara mendadak. Sistem rem juga berfungsi untuk memberikan keamanan atau protection bagi penumpang. Contohnya ketika mobil berhenti pada posisi permukaan jalan menanjak, pastinya sebuah kendaraan butuh sistem rem ini untuk menahan kendaraan agar tidak berjalan atau agar posisinya tetap di tempat.
Rem pada sebuah kendaraan dirancang untuk memperlambat dan menghentikan sebuah kendaraan dengan mengubah energi kinetik (energi gerak) menjadi energi panas. Panas ini timbul karena kampas rem tromol atau cakram saling bergesekan dengan housing rem tromol atau piringan rem pada cakram. Intensitas panas sebanding dengan bobot dan kecepatan kendaraan.
1. Prinsip gesekan pada rem
Gesekan merupakan gaya perlawanan terhadap gerakan yang dihasilkan oleh dua benda yang bergerak atau bersinggungan satu dengan yang lain. Gesekan terbagi menjadi dua jenis, antara lain: kinetik dan statis. Gesekan kinetik terjadi karena dua benda yang salah satunya bergerak. Gesekan kinetik ini selalu menghasilkan panas. Semakin banyak gesekan kinetik yang dihasilkan maka akan semakin banyak pula panas yang dihasilkan. Sistem pengereman pada sebuah kendaraan kebanyakan menggunakan gaya gesek kinetik, untuk mengubah gerak menjadi panas. Sedangkan gesek statis terjadi antara dua benda yang tidak bergerak atau diam. Aplikasi sistem pengereman statis yaitu ketika sebuah kendaraan sedang parkir, gesek statis untuk menahan kendaraan ketika sedang parkir. Gesekan statis ini tidak akan menghasilkan panas. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi gesekan yang dihasilkan diantara dua buah benda, yaitu:
a. Kekasaran permukaan dua benda
Semakin kasar permukaan suatu benda semakin banyak juga gaya gesek yang dihasilkan. Permukaan sangat kasar membuat gesekan menjadi besar, akan tetapi ada efek samping yang dihasilkan, yaitu permukaan yang kasar akan mengakibatkan permukaan gesek lebih cepat aus. Maka dari itu, sistem rem pada sebuah kendaraan menggunakan permukaan yang relatif lebih halus, tujuannya untuk menghindari permukaan gesek cepat aus. Karena itu, untuk mengkompensasikan permukaan yang halus, maka rem kendaraan memakai dengan sebuah tekanan di atas area kontak gesekan yang relatif besar.
b. Tekanan
Tekanan pada sistem rem merupakan suatu dorongan yang terjadi akibat suatu benda atau cairan. Semakin besar tekanan pada suatu benda, semakin banyak juga gesekan yang dihasilkan. Sehingga semakin besar tekanan yang diterapkan untuk pengereman, dengan semua faktor lain yang sama, maka semakin besar pula daya rem yang diperoleh.
c. jumlah bidang gesek
Semakin besar jumlah kontak atau permukaan bidang kontak bersama diantara dua benda, semakin besar jumlah gesekan yang dihasilkan. Sistem pengereman pada kendaraan menggunakan bidang kontak sebesar mungkin. Semakin besar bidang kontak dari sepatu rem atau pad, semakin berkurang energi panas yang dihasilkan pada sepatu rem atau pad. Jika panas ini semakin kecil, maka memungkinkan rem lebih efisien karena daya cengkramnya masih kuat.
2. Panas dan bidang gesek rem (brake linings)
Pada permukaan gesek kampas rem merupakan hal yang sangat penting, karena kampas rem menghasilkan gesekan langsung pada permukaaan gesek lain, baik pada rem tromol maupun cakram. Kampas rem dan materi bidang gesek rem harus mempunyai karakteristik khusus, diantaranya:
- Rem tromol atau cakram harus dapat membuang panas dengan mudah.
- Menahan bentuknya di bawah panas yang sangat tinggi.
- Menahan perubahan suhu yang cepat, menahan kebengkokan dan distorsi. Oleh karena itu, tromol dan cakram biasanya terbuat dari besi atau baja dikombinasikan dengan aluminium. Kampas rem harus lebih lembut dari pada tromol atau cakram. Sedangkan kampas rem terbuat dari bahan organik, partikel logam, dan mineral lainnya menjadi satu kesatuan. Catatan: Selama bertahun-tahun, asbes umumnya digunakan dalam kampas rem. Asbes adalah senyawa menyebabkan kanker.
- Jika koefisien gesekan terlalu besar, rem terlalu sensitif, dapat menyebabkan kendaraan mudah selip.
- Jika koefisien gesekan terlalu rendah, rem membutuhkan tekanan yang berlebihan. Rem dengan tekanan yang berlebihan menimbulkan panas berlebihan yang bisa mengakibatkan kegagalan sistem rem.
3. Berat dan kecepatan
Kendaraan yang memiliki beban berat maka akan memiliki energi kinetik besar juga. Jadi semakin berat beban kendaraan maka semakin berat pula energi kinetiknya. Sehingga sistem rem yang dimiliki harus disesuaikan gaya pengeremannya dengan beban kendaraan. Sistem rem harus mengubah energi kinetik menjadi energi panas, sehingga setiap peningkatan berat kendaraan semakin besar juga permintaan gaya remnya. Oleh karena itu, rem pada kendaraan yang kelebihan beban menjadi tidak efektif karena terlalu panas. Ketika kecepatan kendaraan meningkat, rem harus mengkonversi empat kali jumlah energi kinetik menjadi panas. Kecepatan sangat meningkat permintaan gaya rem juga meningkat. Kombinasi kecepatan dan berat yang berlebihan dapat menyebabkan rem kendaraan melampaui batas kinerja rem, yang mengakibatkan kerugian serius tenaga pengereman.
4. Gesekan antara ban dan jalan
Terjadi dimana kontak ban kendaraan dengan jalan disebut jejak ban. Perubahan jarak jejak ban mempengaruhi kemampuan kendaraan untuk berhenti. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, berikut ini penjelasannya:
- Semakin besar diameter ban, semakin besar telapak. Sebagai aturan umum, bahwa semakin besar diameter ban, diperlukan gaya rem yang lebih besar dan semakin lebar ban, juga diperlukan kekuatan pengereman lebih besar untuk menghentikan kendaraan.
- Berat kendaraan berlebihan dapat mendistorsi telapak ban dan dengan demikian mengurangi pegangan ban di jalan. Ban yang tidak bisa menahan jalan dapat mengurangi kemampuan kendaraan untuk berhenti. Kecepatan kendaraan yang tinggi, juga dapat menyebab kendaraan terangkat karena factor aerodinamis. Lifting dapat mengurangi pegangan ban di jalan dan mengurangi kemampuan kendaraan untuk berhenti.
- Untuk mengontrol kendaraan, cengkeraman harus tetap ada pada tapak ban. Jika hal ini hilang, kendaraan berada di luar kendali. Oleh karena itu, tenaga pengereman akan berkurang jika rem mengunci roda (blokir). Jika sistem rem terlalu mudah mengkunci roda (roda blokir), secara signifikan mengurangi gaya pengereman dan kontrol kendaraan.
Demikianlah merupakan sebuah uraian tentang pengertian sistem rem dan fungsinya. Singkatnya, sistem rem dilihat dari gaya mekanik ini memiliki fungsi untuk memperlambat kecepatan kendaraan saat melaju hingga berhenti. Kemudian jika dilihat dari gaya statis, sistem rem pada sebuah kendaraan memiliki fungsi untuk menahan kendaraan agar tetap pada posisinya, hal itu dapat dilakukan ketika parkir. Tidak semua kondisi permukaan lahan parkir akan rata, sehingga membutuhkan gaya pengereman statis agar kendaraan tidak berubah posisi ketika permukaan lahan parkir kondisinya miring.
Terimakasih sudah mampri di artikel ini, semoga artikel yang penulis buat bisa bermanfaat untuk anda. Dan artikel ini bisa jadi bahan referensi untuk pembelajaran.
Posting Komentar untuk "Pengertian sistem rem dan fungsinya pada kendaraan"