REVIEW NISSAN R32 GT-R, MOBIL BALAP SEBAGAI PUNCAK DARI SERI GT-R
Mobil yang mendefinisikan GT-R, tidak salah kalau saya menyebut R32 sebagai puncak dari seri GT-R. R32 GT-R membawa nama besar GT-R setelah absen selama 25 tahun. Hasilnya tidak hanya R32 GT-R melanjutkan kesuksesan balap Hakosuka GT-R tetapi juga melahirkan legenda Godzilla dan membawa nama GT-R ke jutaan fans baru lewat dunia digital.
Kelahiran R32 GT-R sendiri bertepatan dengan era bubble economy dimana Jepang menjadi salah satu negara terkaya di dunia. Pabrikan Jepang berlomba-lomba mengeluarkan mobil dengan teknologi canggih dan setiap pabrikan memiliki gengsi untuk mengalahkan pabrikan Jepang lainnya.
Salah satunya Nissan, setelah sukses di dunia balap dengan seri R30 RS Turbo dan R31 GTS-R baik di Jepang maupun Australia. Nissan bersiap melahirkan generasi selanjutnya dari Skyline. Dan akhirnya nama GT-R yang dianggap sakral kembali, tentunya nama ini tidak bisa dipasang ke sembarang mobil.
Teknologi canggih pertama adalah sistem penggerak 4 roda Advanced Total Traction Engineering System for All-Terrain with Electronic Torque Split atau ATTESA E-TS yang pada dasarnya membuat mobil memiliki traksi sangat stabil sehingga tikungan bisa dilibas dengan kecepatan tinggi.
Kemudian ada HICAS atau High Capacity Actively Controlled Steering alias rear wheel steering dimana roda belakang bisa ikut berbelok sehingga R32 GT-R bisa melahap tikungan dengan baik. Tidak lupa suspensi independen multi-link yang canggih dijamannya.
Jantung R32 GT-R juga spesial yaitu mesin 6 silinder segaris twin turbo DOHC 2.600 cc berkode RB26DETT dengan teknologi seperti ceramic turbo dan sistem injeksi canggih Electronically Concentrated Control System atau ECCS.
Nissan mengklaim tenaga R32 GT-R “hanya” 276 hp atau sesuai dengan “gentleman’s agreement” yaitu perjanjian informal antara pabrikan Jepang untuk membatasi tenaga mesin, normalnya mesin ini mampu menghasilkan tenaga hingga 320 hp.
Body R32 GT-R dirancang oleh Naganori Ito yang berjanji membuat R32 GT-R kembali seperti pendahulunya lantaran desain R31 mendapat banyak kritik karena terlalu simpel dan sederhana. Guratan R32 juga simpel tetapi dari samping terlihat kaca yang terinspirasi dari Hakosuka. Lampu belakang bulat ganda juga berevolusi dengan dua unit terpisah dibanding dengan housing kotak R31.
Pada tahun 1989 R32 GT-R diluncurkan ke publik dan tujuan utama R32 GT-R tentu saja adalah motorsport dimana regulasi Group A cukup panas kala itu. Tidak mengherankan bahwa R32 GT-R seperti pendahulunya Hakosuka berhasil mendominasi balap, tidak hanya di Jepang tetapi juga di dunia internasional.
Debut balap R32 GT-R adalah All-Japan Touring Car Championships atau yang sekarang dikenal dengan nama Super GT. Tanpa basa-basi ronde pertama dimenangkan oleh GT-R dan ronde seterusnya hingga akhirnya R32 GT-R memenangkan 29 balapan dari 29 ronde selama 4 tahun. Suatu rekor yang belum dipecahkan sehingga R32 GT-R meraih juara umum dari tahun 1989-1993, mengingatkan kita akan dominasi Hakosuka yang meraih 49 kemenangan berturut-turut.
Dominasi R32 GT-R belum selesai, pada ajang Super Taikyu dimana regulasinya dekat ke jalan raya. Pada empat musim R32 GT-R memenangkan 29 dari 30 ronde total. Kemenangan R32 GT-R berlanjut di Australia dimana dua tahun berturut-turut R32 GT-R menjuarai ajang bergengsi Bathurst 1000 dari tahun 1991 hingga 1992 sehingga publik Australia menjuluki R32 GT-R sebagai Godzilla, nama yang masih dipakai hingga sekarang. Juga kemenangan R32 GT-R membuat regulasi Bathurst dirombak agar hanya memperlombakan sedan bermesin V8 saja.
Selanjutnya R32 GT-R juga menyapa Eropa dan memenangkan ajang bergengsi Spa 24 Jam pada tahun 1991. Tercatat R32 GT-R juga sempat menggeser gelar mobil tercepat di sirkuit legendaris Nurburgring di Jerman mengalahkan Porsche dengan 8 menit 22 detik. Terbukti bahwa R32 GT-R bukan hanya jago kandang tetapi juga bisa mengalahkan mobil-mobil terbaik dunia.
Kepopuleran R32 GT-R membuat Nissan berhasil menjual 43.937 unit, ada beberapa versi yang langka seperti V-Spec dimana V berarti Victory atau Kemenangan. Perubahannya antara lain velg BBS 17 inci, kap mesin dan bumper aluminium yang lebih ringan, rem Brembo dan juga sistem ATTESA yang ditune ulang. Total hanya ada 1.396 unit V-Spec di dunia, sehingga sangat langka.
Satu lagi dampak R32 GT-R adalah membawa legenda ini keluar dari Jepang, selain dari balap, kemunculan R32 GT-R bertepatan dengan video game Gran Turismo yang mempopulerkan berbagai mobil Jepang seperti R32 GT-R ke berbagai belahan dunia. Dampaknya bisa dirasakan hingga sekarang dimana R32 GT-R menjadi mobil koleksi dan demand dunia membuat Nissan meluncurkan R35 GT-R yang dipasarkan secara global.
Mungkin banyak yang belum tahu penampilan resmi R32 GT-R pertama di Indonesia terjadi pada tahun 1991, tepatnya di pameran Indomobil di Surabaya pada tanggal 24-31 Juni 1991. Mobil yang dibawa dari Jepang ini aslinya akan meramaikan ajang Jakarta Auto Show yang mendadak dibatalkan (ceritanya cukup kontroversial yang menarik dibahas).
Kini beberapa R32 GT-R tercatat beredar di Indonesia, namun jarang yang menemukan dalam kondisi orisinal. Beruntung pada acara Auto Kultur 2022 di Edutown BSD ada penampilan R32 GT-R V-Spec langka dalam kondisi orisinal yang bisa diamati dari dekat. Tentunya ini kesempatan langka untuk bisa melihat legenda Godzilla langsung.
Sc: Ifan Ramadhana
Posting Komentar untuk "REVIEW NISSAN R32 GT-R, MOBIL BALAP SEBAGAI PUNCAK DARI SERI GT-R"