Materi Pengapian Konvensional, Fungsi, Komponen, dan Cara Kerja
Motor bakar adalah mesin yang dapat menghasilkan tenaga dari proses pembakaran antara campuran udara dan bahan bakar yang telah dikompressikan. Motor bakar terbagi menjadi dua jenis yaitu motor pembakaran luar (external combustion engine) dan motor pembakaran dalam (internal combustion engine). Untuk motor pembakaran luar contohnya adalah mesin uap, sedangkan untuk motor pembakaran dalam contohnya adalah mesin bensin dan mesin diesel.
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya dimateri dasar otomotif, mesin pembakaran dalam itu ada yang membutuhkan percikan bunga api pada mesin bensin dan ada yang tanpa membutuhkan percikan bunga api yang kita sebut dengan pembakaran karena tekanan tinggi yaitu mesin diesel.
Pada mesin bensin, pada akhir langkah kompresi dibutuhkan percikan bunga api untuk membakar campuran udara dan bahan bakar yang telah dikompresi tadi. Sehingga akan terjadi langkah usaha yang menghasilkan tenaga untuk menggerakkan mobil.
Sebenarnya sistem pengapian pada motor bensin itu ada dua jenis, yaitu: sistem pengapian konvensional dan sistem pengapian elektronik. Nah, pada kesempatan kali ini mimin akan membagikan informasi tentang sistem pengapian konvensional.
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Sistem pengapian merupakan sebuah sistem yang dapat mensuplai atau menghasilkan listrik tengangan tinggi untuk memercikkan bunga api busi. Percikkan bunga api busi itu terjadi pada ujung elektroda busi yang meloncat ke masa/ground, percikkan bunga api ini akan terjadi apabila tengangan itu cukup untuk melewatinya. Maka dari itu, diperlukan suatu komponen pada sistem pengapian untuk menaikkan tegangan baterai 12-volt menjadi 25k volt. Komponen tersebut adalah ignition coil (koil pengapian). Selanjutnya tegangan tinggi tersebut akan disalurkan ke busi oleh distributor sesuai dengan urutan pengapian (Firing Order).
Pengertian Sistem Pengapian Konvensional
Sistem pengapian konvensional adalah sebuah sistem yang ada pada kendaraan yang memiliki tugas untuk menaikkan tegangan baterai 12-volt menjadi arus tegangan tinggi 20-25k volt dengan bantuan platina, kemudian didistribusikan ke masing-masing busi sesuai dengan urutan pengapian.
Fungsi Sistem Pengapian Konvensional
Berikut ini merupakan fungsi dari sistem pengapian konvensional:
- Menyediakan loncatan bunga api pada busi untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang silinder
- Menaikkan tegangan baterai 12-volt menjadi tegangan tinggi 20-25k volt yang terjadi pada koil pengapian
Komponen Sistem Pengapian Konvensional dan Fungsinya
Pada sistem pengapian konvensional memiliki beberapa komponen utama. Yang membedakan antara sistem pengapian konvensional dengan sistem pengapian elektronik adalah pada pemutusan arus primernya.
Tak usah berlama-lama, berikut ini merupakan komponen-komponen dari sistem pengapian konvensional:
1. Baterai/Aki
- Menyimpan arus listrik 12-volt yang dihasilkan dari sistem pengisian.
- Menyediakan arus listrik 12-volt untuk koil pengapian.
- Menyuplai arus listrik untuk sistem penerangan, sistem starter, klakson, dan sistem kelistrikan body lainnya.
2. Kunci Kontak
Sebagai kontak point yang berfungsi untuk memutus atau menghubungkan seluruh sistem kelistrikan yang ada pada kendaraan, baik itu kelistrikan body atau sistem pengapian.
3. Ignition Coil (koil pengapian)
Berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai 12-volt menjadi tegangan tinggi 20-25k volt atau lebih, sehingga dapat mensuplai kebutuhan listrik untuk memercikkan bunga api pada busi. Koil pengapian ini memiliki inti besi yang dililit dengan dua lilitan, yaitu lilitan primer dan lilitan skunder.
Kumparan primer coil memiliki kawat tembaga yang lebih besar (0,5 – 1,0 mm) namun memiliki jumlah gulungan yang lebih sedikit dibandingkan kumparan sekunder yaitu 150 – 300 kali. Sebaliknya, kumparan sekunder memiliki kawat tembaga dengan diameter yang lebih kecil, namun memiliki jumlah gulungan yang lebih banyak yaitu antara 15.000 – 30.000 gulungan.
4. Distributor
Komponen ini berfungsi untuk mendistribusikan arus tegangan tinggi hasil dari induksi tegangan tinggi pada koil, kemudian di kirimkan ke masing-masing busi melalui kabel busi sesuai dengan urutan pengapian (firing order). Ada beberapa komponen yang ada pada distributor, antara lain:
- Cam/Nok berfungsi untuk membukan kontak point platina pada sudut crankshaft yang tepat untuk setiap silinder, sehingga akan terjadi induksi tegangan tinggi pada koil. Pada dasarnya, cam atau nok merupakan tonjolan yang terhubung dengan poros distributor, kemudian langsung dihubungkan dengan camshaft.
- Platina berfungsi untuk memutus arus listrik dari kumparan primer pada koil sehingga akan terjadi induksi elektromagnetik pada koil, setelah terjadi pemutusan arus pada platina, inti koil akan menjadi magnet sementara. Proses itu berlangsung dengan cepat, karena dalam koil terdapat lilitan skunder dimana lilitan tersebut lebih banyak dan lebih kecil sehingga pada saat yang sama juga terjadi proses induksi tegangan tinggi antara lilitan primer dan lilitan skunder. Hal itu mengubah tegangan baterai 12-volt menjadi 20-25k volt atau lebih.
- Kondensor berfungsi untuk menyerap bunga api pada platina ketika platina mulai membuka, sehingga membantu untuk proses induksi tegangan tinggi agar maksimal.
- Vakum Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin, biasanya terjadi ketika kendaraan mulai menanjak atau kendaraan membawa beban berat.
- Centrifugal Governor Advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin. Biasanya terjadi ketika kendaraan pada kecepatan tinggi atau top speed.
- Rotor berfungsi untuk membagikan arus tegangan tinggi koil yang kemudian dikirimkan ke tiap-tiap busi sesuai dengan urutan pengapian.
- Distributor Cap berfungsi untuk membagikan arus tegangan tinggi koil yang dikirim rotor ke masing-masing busi.
5. Kabel Tegangan Tinggi
Berfungsi untuk mengalirkan arus tegangan tinggi koil ke distributor cap.
6. Kabel Busi
Berfungsi untuk meneruskan arus tegangan tinggi koil dari distributor ke busi.
7. Busi
Berfungsi untuk memercikkan bunga api listrik untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang silinder sesuai dengan urutan pengapian. Untuk urutan pengapian standar mesin 4 silinder adalah 1-3-4-2.
Posting Komentar untuk "Materi Pengapian Konvensional, Fungsi, Komponen, dan Cara Kerja"